Rabu, 12 September 2018

Bisnis Kuliner Pedas Gak Ada Matinya, dari Maicih hingga Seblak Jeletet

BERBISNIS merupakan salah satu pilihan bagi siapa pun yang ingin memperoleh penghasilan. Salah satu bisnis yang menjanjikan dari dulu sampai saat ini, yaitu bisnis makanan.
Berbisnis makanan seolah-olah tidak ada matinya. Berbagai macam bisnis makanan tersedia di sekitar kita, tanpa terkecuali bisnis makanan dengan ciri khas rasa tersendiri, seperti bisnis makanan pedas yang saat ini banyak digemari.
Makanan pedas memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia. Lidah orang Indonesia yang terbiasa dengan rasa pedas, menjadi alasan bisnis ini berpeluang besar. Berikut ini beberapa bisnis makanan pedas di Indonesia yang memiliki tempat di hati para penggemarnya.
1. KERIPIK SINGKONG MAICIHBerawal dari Kesukaan Pribadi
Berawal dari kesukaan pribadi menyantap makanan pedas, terutama keripik pedas, Dimas Ginanjar Merdeka atau yang akrab disapa Bob Merdeka ini mengembangkan bisnis makanan pedas, yaitu keripik singkong. Bisnis keripik singkong yang dimilikinya diberi nama Keripik Singkong Maicih yang berdiri mulai tahun 2010.
Keripik pedas Maicih dilambangkan dengan sosok nenek ramah yang bersahaja. Lambang ini oleh Bob Merdeka dipilih karena memudahkan penetrasi produk ke pasar. Selain itu dianggap bahwa orang akan lebih menyukai tokoh yang dituakan. Pemilihan nama Maicih karena pemilik CV Maicih ingin mengejar nama lokal Sunda sehingga mudah dikenal pasar.
Sebelumnya, ada beberapa pilihan nama seperti Maijah, Maipah, Maeroh, dan lain-lainnya, namun tidak jadi dipilih. "Pada zamannya keluar pertama kali, kami diuntungkan dengan adanya bahasa plesetan ‘alay’ yang memplesetkan kata terima kasih menjadi ‘maacih’.
Sehingga mudah sekali masuknya, karena pelafalannya sangat familier dengan bahasa populer kala itu," kata Bob Merdeka. Dalam berbisnis makanan pedas, yaitu keripik pedas, Bob Merdeka memiliki strategi khusus saat memulai bisnis ini. Fokus awalnya hanya menjual keripik pedas seunik dan sekreatif mungkin.
Tidak hanya itu, strategi bisnis keripik ini juga berbeda. Memanfaatkan akun Twitter @maicih lewat tagar #maicih, distribusi dan promosi dilakukan. Kini, Bob Merdeka berhasil menyulap makanan favorit masa kecil menjadi produk berkelas yang siap bersaing dengan produk lainnya. Kendala dalam berbisnis tentu ada. Hal ini dipandang sebagai tantangan untuk maju.
Bagi Bob Merdeka yang dilakukan ialah fokus pada solusi. Justru tantangan terbesar ketika menjalankan bisnis makanan pedas ini terletak pada masalah sumber daya manusia yang membutuhkan banyak pelatihan terkait komunikasi, kepemimpinan, serta negosiasi. Dalam bisnis ini dibutuhkan lebih banyak soft skill dibandingkan hard skill .
Bisnis makanan pedas tidak ada matinya. Namun, dibutuhkan strategi dan cara-cara agar bisnis tersebut dapat berjalan dengan lancar. "Tips dan trik berbisnis makanan pedas yang paling penting adalah sikap untuk berjuang. Kreativitas, inovasi, dan hal lainnya menyusul jika kita punya sikap yang benar dalam berwirausaha.
Percuma punya ide bagus sekalipun, inovatif, tapi eksekusinya lemah karena tidak punya sikap sebagai pengusaha. Mindset dan mentalnya harus benar, jangan mudah menyerah karena tantangan.
Bangkit lebih banyak daripada jatuhnya. Itu yang terpenting," kata Bob Merdeka ketika ditanya terkait tips dan trik bisnis makan pedas di Indonesia. Saat ini peluang bisnis makan pedas masih sangat besar. Pasar makanan pedas di Indonesia sangat luas karena kuliner Indonesia yang hampir setiap daerahnya memiliki cita rasa pedas. Apabila dikerjakan dengan serius, bisnis makan pedas sangat menjanjikan.
2. SEBLAK JELETET, Gunakan Level sebagai Daya Tarik
Makanan pedas yang satu ini cukup familier di kalangan masyarakat Indonesia. Bermula dari coba-coba, Suprapti Murni Sari sukses berbisnis makanan seblak. Bisnis seblak yang dilakukannya ini berawal dari tahun 2014 yang diberi nama Seblak Jeletet Murni.
Awalnya, nama jeletet ini sebagai pelesetan dari istilah jeletot yang berasal dari orang tua angkatnya. Arti jeletet hampir mirip dengan jeletot, hanya istilah yang menjadi tren di kalangan masyarakat. Sedangkan kata murni dalam Seblak Jeletet Murni sendiri diambil dari nama pemiliknya.
Awal mula memutuskan bisnis seblak ini, Murni sudah menetapkan adanya tingkat kepedasan. Penetapan tingkat kepedasan ini untuk menarik pelanggan. Bahkan, sampai saat ini, makanan dengan tingkat kepedasan sudah banyak dijumpai di masyarakat. Seblak Jeletet Murni sendiri memiliki tingkat kepedasan atau level dari 0 sampai 5. "Orang Indonesia suka makanan pedas.
Kalau saya untuk bisnis makanan pedas benar-benar bisa. Tapi ya itu kalau pedas, ya pedasnya harus benar, jangan hanya tingkat levelnya sampai 20, tapi enggak ada pedasnya," kata Murni. Bisnis seblak dengan tingkatan level ini tentu ada kendala yang dihadapi. Bagi pemilik Seblak Jeletet Murni, kendala-kendala dalam bisnis makanan pedas ini dinikmati dan dianggap sebagai proses untuk menuju hal yang lebih besar.
Dibutuhkan proses yang panjang untuk sampai berada di tahap lebih baik. "Saran bisnis makan pedas pantang menyerah. Kalau sudah gampang putus asa terkena goncangan sedikit. Kalau mau bisnis harus tahan terhadap goncangan dan pantang menyerah. Semakin kita tinggi, banyak orang benci sama kita, banyak yang nyinyirin kita.
Kalau kita ngikutin hawa orang, kita bakalan terpuruk," pendapat Murni ketika ditanya terkait saran dalam berbisnis makan pedas. Tidak menjadi hal yang mengkhawatirkan lagi untuk bisnis makanan pedas di Indonesia. Mengingat bahwa cita rasa pedas hampir ditemui di setiap daerah di Indonesia.
sumber : economy.okezone.com
Share:

0 komentar:

Posting Komentar